Wisata Halal ke Jepang -- Shalat di Jepang -- Tokyo Camii Mosque |
Oleh: Riza - @zulfikariza
Salah satu dilema jalan-jalan ke negeri minoritas muslim adalah: susah banget kalo mau ngejalanin kewajiban-kewajiban kita sebagai muslim. Misalnya, shalat. Ngga kaya di Indonesia, pas lagi jalan-jalan terus denger adzan, kita bisa langsung mampir masjid atau musholla terdekat untuk sholat. Gitu aja kadang masih ada juga tuh yang cuma lewat doang depan musholla, ga pake mampir sholat. “Ntar aja sholat di rumah”, terus nyampe rumah tepar, ketiduran sampe kelewat waktu sholatnya (hayo loh… buruan tobat gih yang masih sering begini! Heheu).
Di Jepang, sama seperti negeri-negeri minoritas muslim lainnya, emang susah banget nemuin masjid. Tapi, susah bukan berarti impossible, kan. Susahnya cari masjid ga boleh jadi halangan buat kita ngejalanin sholat tepat waktu.
“Terus gimana? Apa kita mesti sholat di trotoar atau di taman-taman?”
Heheu, boleh juga tuh kalau mau, boleh aja ngegelar sajadah terus sholat di taman. Tapi kalau di trotoar… jangan lah. Kalau di trotoar Indonesia mungkin kita masih ‘bisa’ shalat dengan ‘nyaman’. Karena di trotoar kita paling cuma ada warung soto atau tukang tambal ban yang mungkin bakal anteng-anteng aja ngelihatin kita shalat. Lha kalau di Jepang? Trotoarnya full manusia (pejalan kaki) yang mondar-mandir dengan kecepatan super, dan ngga mungkin banget buat shalat di antara arus lautan manusia itu. Yang ada malah ntar jadi simbiosis ngga mutualisme donk. Karena shalat kita terganggu, dan perjalanan para manusia itu pun juga terganggu gara-gara sholat kita. (heheu, serius banget sih nerusin ngebahas shalat di trotoar mpe segitu dalemnya :P)
Wisata Halal ke Jepang -- Shalat di Jepang -- Prayer Room di Narita Airport |
Tapi, sekarang ada opsi yang lebih baik kok daripada sholat di taman, apalagi di trotoar. Masih nyambung dengan tulisan saya yang kemarin, Jepang sekarang udah ‘sadar’ akan pentingnya memberikan layanan terbaik bagi para pelancong muslim. Jadi, selain menyediakan menu-menu halal di resto-resto, banyak tempat umum (termasuk resto) di Jepang sekarang yang juga mulai menyediakan fasilitas ruang ibadah yang bisa kita gunakan untuk sholat. Sekali lagi, saya ngga bilang mereka menyediakan musholla, tapi ‘tempat ibadah’. Karena kebanyakan mereka emang ngga mengkhususkan ruang itu untuk digunakan hanya oleh orang-orang muslim saja, tapi juga oleh orang-orang berkeyakinan lain yang emang butuh tempat khusus untuk ibadah.
Ruang-ruang ibadah itu ga terlalu besar sih, paling ukurannya kisaran 12 atau 16 m2. Umumnya berupa ruangan polos tanpa ornamen/cirri interior khas suatu agama tertentu, dan lantainya dilapisi karpet. Di ruang-ruang ibadah itu juga biasanya disediakan sajadah dan petunjuk arah kiblat untuk muslim.
Wisata Halal ke Jepang -- Shalat di Jepang Prayer room di Osaka Station |
Di Tokyo, ruang-ruang ibadah semacam itu gampang banget ditemuin. Misalnya, di Haneda Aiport, Takashimaya Shinjuku, Imperial Hotel Tokyo, LAOX Akihabara, Noa Dogenzaka (dekat Exit Hachiko Shibuya station), dan di tempat-tempat umum lainnya. Ada juga masjid-masjid yang bertebaran di seluruh Tokyo, seperti Masjid Camii (masjid terbesar di Tokyo) di Yoyogi Uehara, Masjid As-salaam di Ueno Okimachi, dan banyak lagi. Di Osaka, kita bisa juga temui ruang-ruang ibadah di Osaka Station City, Namba City, di Shinsaibashi, dsb. Ada juga Osaka Mosque di Nishiyodogawa-ku. Di kota-kota lain juga banyak bertebaran ruang-ruang ibadah (prayer room) yang menjadi fasilitas tambahan di tempat-tempat umum.
Hanya saja, yang perlu kita perhatikan, beberapa penyedia prayer room di Jepang mungkin mengharuskan kawan travelers untuk meminta izin sebelum pemakaian. Jadi, jangan lupa samperin dulu petugas terkait (misalnya petugas bagian informasi di mall, bandara, atau stasiun). Sebagian besar ruang ibadah itu juga bisa dipesan untuk pemakaian grup pada tanggal dan waktu tertentu yang sudah disepakati (misalnya grup wisata dengan jadwal yang telah fix), dengan batasan waktu pemakaian yang ditentukan oleh pengelola (biasanya 15-20 menit per grup 10-15 orang).
Nah, selain kemudahan fasilitas yang udah disediain sama pemerintah dan masyarakat Jepang di atas, ada juga beberapa tips biar perjalanan kawan travelers ke Jepang semakin nyaman tanpa harus mengabaikan kewajiban-kewajiban sebagai seorang muslim:
1. Saat merencanakan perjalanan, cari informasi jadwal waktu shalat di Jepang (di kota yang akan kawan travelers kunjungi) pada tanggal periode kunjungan kawan travelers.
2. Berbekal informasi jadwal waktu shalat itu, kawan travelers bisa membuat rencana perjalanan yang lebih mendetil dengan memasukkan waktu dan rencana lokasi shalat sebagai bahan pertimbangan.
3. Unduh aplikasi jadwal shalat global di smartphone kawan travelers. Carilah aplikasi yang memiliki fitur jadwal dan pengingat (reminder) waktu shalat yang bisa secara otomatis ter-update sesuai dengan lokasi kawan travelers (biasanya memerlukan GPS).
4. Sebisa mungkin carilah penginapan yang dekat dengan masjid, atau yang menyediakan prayer room, atau setidaknya terdapat space (misalnya, kamar hotel kita) yang representatif untuk kita ngelaksanain shalat.
5. Pastikan membawa perlengkapan shalat selama perjalanan, karena ngga semua tempat shalat menyediakan fasilitas peminjaman alat shalat, sekaligus jaga-jaga kalau-kalau ngga nemu prayer room, kawan travelers bisa langsung pakai alat shalat itu untuk shalat di taman/lokasi lain yang paling memungkinkan dan representatif. Tapi inget, alat shalatnya yang ringan dan praktis aja ya, ga perlu pake bawa-bawa sajadah permadani turki yang tebal dan ada kompas kiblatnya segala. Lagian, kalaupun kita bener-bener ngga tahu ke mana arah kiblat, kita boleh shalat ngadep mana aja, iya kan?
6. Ini yang sering lupa atau ngga difahami. Karena kita tinggal di Indonesia, maka selama jalan-jalan di Jepang, status kita adalah musafir. Jadi kita boleh menjamak-qashar shalat kita. Jadi, kawan travelers bisa ngelakuin seperti ini: shalat subuh di hotel/tempat ibadah sekitar hotel. Siangnya, shalat zuhur jamak-qashar dengan ashar (shalat zuhur 2 rakaat dilanjutin langsung dengan shalat ashar 2 rakaat. Boleh dilakukan pada waktu zuhur ataupun pada waktu ashar). Malemnya, shalat magrib jamak-qashar isya (shalat maghrib 3 rakaat dilanjutin langsung dengan shalat isya 2 rakaat. Boleh dilakukan pada waktu maghrib ataupun pada waktu isya). Jadi, kalau kita mulai perjalanan kita pagi setelah subuh, kita cuma perlu rehat 2 kali aja buat shalat di tengah jadwal perjalanan. Dan rehat itu bisa kita gabung dengan jadwal rehat makan siang dan makan malam, jadi ringan banget kan?
2. Berbekal informasi jadwal waktu shalat itu, kawan travelers bisa membuat rencana perjalanan yang lebih mendetil dengan memasukkan waktu dan rencana lokasi shalat sebagai bahan pertimbangan.
3. Unduh aplikasi jadwal shalat global di smartphone kawan travelers. Carilah aplikasi yang memiliki fitur jadwal dan pengingat (reminder) waktu shalat yang bisa secara otomatis ter-update sesuai dengan lokasi kawan travelers (biasanya memerlukan GPS).
4. Sebisa mungkin carilah penginapan yang dekat dengan masjid, atau yang menyediakan prayer room, atau setidaknya terdapat space (misalnya, kamar hotel kita) yang representatif untuk kita ngelaksanain shalat.
5. Pastikan membawa perlengkapan shalat selama perjalanan, karena ngga semua tempat shalat menyediakan fasilitas peminjaman alat shalat, sekaligus jaga-jaga kalau-kalau ngga nemu prayer room, kawan travelers bisa langsung pakai alat shalat itu untuk shalat di taman/lokasi lain yang paling memungkinkan dan representatif. Tapi inget, alat shalatnya yang ringan dan praktis aja ya, ga perlu pake bawa-bawa sajadah permadani turki yang tebal dan ada kompas kiblatnya segala. Lagian, kalaupun kita bener-bener ngga tahu ke mana arah kiblat, kita boleh shalat ngadep mana aja, iya kan?
6. Ini yang sering lupa atau ngga difahami. Karena kita tinggal di Indonesia, maka selama jalan-jalan di Jepang, status kita adalah musafir. Jadi kita boleh menjamak-qashar shalat kita. Jadi, kawan travelers bisa ngelakuin seperti ini: shalat subuh di hotel/tempat ibadah sekitar hotel. Siangnya, shalat zuhur jamak-qashar dengan ashar (shalat zuhur 2 rakaat dilanjutin langsung dengan shalat ashar 2 rakaat. Boleh dilakukan pada waktu zuhur ataupun pada waktu ashar). Malemnya, shalat magrib jamak-qashar isya (shalat maghrib 3 rakaat dilanjutin langsung dengan shalat isya 2 rakaat. Boleh dilakukan pada waktu maghrib ataupun pada waktu isya). Jadi, kalau kita mulai perjalanan kita pagi setelah subuh, kita cuma perlu rehat 2 kali aja buat shalat di tengah jadwal perjalanan. Dan rehat itu bisa kita gabung dengan jadwal rehat makan siang dan makan malam, jadi ringan banget kan?
Wisata Halal ke Jepang -- Shalat di Jepang As-Salam Mosque Tokyo |
So, pada intinya, shalat ngga boleh jadi penghalang perjalanan wisata kita selama di Jepang atau di negara minor muslim lainnya. Malah, shalat justru bisa jadi momen buat kita istirahat sejenak setelah mengeksplorasi Jepang. Dengan istirahat dan shalat, badan kita bisa kembali fit, dan fikiran kita bisa fresh lagi buat ngelanjutin jalan-jalan kita.
Satu lagi nih, ni ada link traveling ke Jepang yang asyik buat kawan travelers semua, dan nyaman juga buat kawan travelers yang muslim, karena agenda tournya uda disesuaikan dengan waktu shalat dan akses menuju ke prayer rooms/masjid. Jadi kawan travelers yang muslim bisa ngejalanin shalat di prayer rooms atau masjid dengan dipandu oleh guide yang muslim pula. Sementara, kawan travelers yang ngga shalat bisa punya waktu istirahat yang lebih lagi buat sekedar relax, hunting foto, atau aktivitas-aktivitas keren lainnya.
Wisata Halal ke Jepang -- Program Open Trip ke Jepang |
Atau, Kawan travelers juga bisa kok request wisata ke Jepang atau ke mana saja sesuai dengan budget atau keinginan/kebutuhan kawan travelers. Feel free to contact! Silakan hubungi kami
Happy Traveling ke Jepang ya!
Salam kenal gan terus berkarya ya... silahkan foolbak ke blog q ditunggu
ReplyDeleteTravel Malang Juanda, Zhafira Trans Solusinya
https://do6.blogspot.com/2018/02/travel-malang-juanda-zhafira-trans-solusinya.html