Wisata Halal ke Jepang -- Chiken Ramen |
Beberapa waktu lalu, seorang kerabat saya baru datang dari Jepang. Beliau bawa oleh-oleh coklat rasa green tea buat keluarga besar. Sebenarnya di Indonesia udah ada sih coklat macam itu. Tapi kalau bawa dari Jepang kan lebih keren, karena desain kemasannya menarik banget, soalnya banyak tulisan kanjinya, hehe.
Oke, sepintas kayanya fine-fine aja tuh coklat, karena di Indo saya juga sering makan itu. Tapi, agak lama, saya mikir-mikir juga. Tuh coklat yang versi Jepang kira-kira halal ga ya? Kalo yang versi Indo sih, emang udah ada sertifikat halal dari MUI. Tapi kalo yang Jepang….?
Hehe, sebagian kita mungkin bilang, “ya halal lah, sama aja. Kan cokelat ga diharamin sama agama. Ga ada babinya, ga ada kandungan alkoholnya.” Tapi, FYI, makanan halal itu ga cuma yang bebas babi dan alkohol aja, tapi way more complex than that!
Makanan halal berarti: bebas babi, anjing, ular, alkohol, serta bahan-bahan lain yang emang udah haram dari sononya, dan bahan-bahan hasil olahannya. Halal juga berarti makanan kita bebas dari: daging SAPI, AYAM, LEMBU, DOMBA, KAMBING, dll yang disembelih TIDAK menurut aturan Islam, termasuk bahan-bahan hasil olahannya. Nah lho….? Halal juga berarti cara pengolahan makanan yang kita makan menggunakan peralatan masak dan peralatan makan yang TIDAK PERNAH dipakai untuk mengolah/menyajikan makanan haram.
Saya mulai curiga dan iseng-iseng baca bahan-bahan yang tertera di balik kemasan coklat itu (heheu, agak puyeng juga sih, banyak kanji yang udah lupa, jadi mesti sambil buka2 wapro n e-dict juga heheu). Dan, voila!… ketemu juga tuh bahan yang ‘mencurigakan’, yakni shortening (ショートニング= ‘shotoninggu’ dlm katakana).
Shortening adalah lemak padat yang memiliki sifat plastis dan kestabilan tertentu. Shortening terbuat dari 100% lemak, baik hewani atau nabati, atau campuran keduanya. Tapi kebanyakan emang pakai lemak hewani. Yang artinya, itu masuk kategori haram, atau setidaknya syubhat (meragukan). Kategori HARAM atau SYUBHAT itu artinya tetep aja kita ga boleh makan. Alhasil, dengan berat hati, itu cokelat mesti jadi konsumsi/rezeki makhluk Tuhan yang lain, hiks…
Pernah juga ada kerabat lain yang selama tinggal di Jepang dengan santainya mengkonsumsi teriyaki, yakitori, dsb dll, dengan beranggapan yang penting ga ada babinya. Saya sendiri juga dulu gitu sih, hehe… waktu beberapa tahun lalu mengunjungi Tokyo dan Kyoto, saya menghindari menu-menu yang mengandung babi dan alkohol, tapi tetap mengonsumsi chiken katsu, shabu-shabu, teriyaki, dsb yang ga ada babinya. Begitu belajar lagi, baru tau deh kalau ternyata kriteria halal itu ga sesederhana yang kita yakini selama ini.
Terus gimana donk… jadi makin ribet ni kalau mau jalan-jalan ke Jepang….??!!
Tenang aja, guys. Alhamdulillah Pemerintah Jepang sekarang udah ‘sadar’ akan pentingnya menyediakan menu-menu halal bagi para wisatawan yang berkunjung ke sana. Seiring dengan meningkatnya jumlah muslim yang menetap dan berkunjung ke Jepang dari tahun ke tahun, pemerintah Jepang dan beberapa organisasi nirlaba (NPO) berbasis Islam mulai mengajak hotel-hotel dan restoran untuk menyediakan pelayanan yang “ramah muslim(muslim friendly)”.
Salah satu NPO yang aktif mempromosikan sertifikasi halal adalah Nippon Asia Halal Association (NAHA). NAHA baru-baru ini mengadakan seminar tentang sertifikasi halal untuk hotel dan restoran. Seminar yang diadakan di Hotel Springs , Makuhari, Chiba itu dihadiri oleh pengusaha hotel dan restoran dari seluruh Jepang.
Hotel Springs yang ada di dekat Tokyo Disneyland itu juga udah resmi menjadi hotel bersertifikat halal yang diakui NAHA. Walaupun ga ada seorangpun staf hotel itu yang beragama Islam, tapi mereka udah dapat pelatihan mengenai penyediaan makanan halal.
Dapur khusus juga dibuat terpisah untuk memasak makanan halal buat tamu muslim. Selain dapur khusus, mereka juga menggunakan peralatan masak khusus untuk menu halal supaya tamu yang beragama Islam dapat menikmati hidangan dengan nyaman, ga pake was-was.
MEMILIH MENU DAN RESTO HALAL
Wisata Halal ke Jepang -- Sushi |
Ada beberapa menu khas Jepang yang relatif aman dikonsumsi, seperti: Sushi (kecuali unagi dan anago yang di sausnya biasanya pake mirin dan sake), Sashimi, Soba, Udon, Tempura (hindari sausnya juga ya, karena biasanya mengandung sake dan mirin), Yaki Sakana (ikan bakar) ,dll.
Ada alternatif lain untuk konsumsi halal selama di Jepang. Di Jepang mudah banget kita temui resto-resto halal yang menyajikan menu-menu Indonesia, India, Pakistan, Arab, Malaysia, dsb. Resto-resto itu dikelola orang-orang muslim asli yang emang bener-bener mengerti konsep halal seutuhnya.
Tapi, kita pasti mikir juga khan, “udah cape-cape ke Jepang, masa makan soto lagi, rendang lagi…?”, atau “udah cape-cape ke Jepang, tapi malah makannya nasi briyani…pliis dehhh”. Tenang aja, banyak juga ko sekarang resto-resto yang menjual menu khas Jepang yang halal. Sebagian udah benar-benar mendapat sertifikat Halal resmi. Sebagian lainnya belum dapat sertifikasi, tapi dikelola oleh orang-orang muslim yang emang udah faham. Sebagian lainnya juga belum tersertifikasi halal, tapi dikelola oleh orang-orang Jepang non-muslim yang mempekerjakan muslim untuk mengawasi kehalalalan pengolahan dan penyajian menu di resto mereka.
MENU-MENU YANG UMUMNYA MENGANDUNG BABI DAN ALKOHOL
Wisata Halal ke Jepang -- |
Kebanyakan makanan tradisional Jepang berbahan dasar ikan/hasil laut. Tapi ada juga beberapa masakan Jepang yang biasanya pake daging babi atau kaldu babi. Misalnya, ramen, tonkatsu, gyoza, okonomiyaki, beberapa jenis kare dll. Makanan dari daerah Okinawa banyak juga yang pake daging babi dan olahannya, seperti Goya Campur dan Okinawa Soba.
Tapi, seperti yang udah kita bahas di atas, selain babi, makanan berbahan dasar daging lain (sapi, ayam, kambing, dll) juga perlu diperhatikan, karena kemungkinan daging yang disajikan tidak disembelih dengan tatacara Islam.
Kita juga mesti hati-hati dengan makanan yang kemungkinan pake sake (arak Jepang) atau mirin (sweet cooking sake) sebagai bumbu masaknya. Misalnya teriyaki, yakitori, dll.
MEMILIH MAKANAN KEMASAN
Wisata Halal ke Jepang -- Snack kemasan di jepang |
Kalo kita mau belanja snack atau makanan di convenience store atau supermarket, ingat baik-baik (atau catat) nih bahan-bahan makanan yang haram, atau diragukan kehalalannya seperti berikut:
豚 = buta (babi)
ポーク = po-ku (pork)
牛肉 = gyu niku (daging sapi)
鶏肉 = tori niku (daging ayam)
肉エキス = niku ekisu (ekstrak daging)
コンソメ = konsome (kaldu daging)
酒 = sake
みりん = mirin
ゼラチン = zerachin (gelatin)
動物油脂 = dobutsu yushi (lemak hewan)
加工油脂 = kako yushi (lemak termodifikasi)
ショートニング= shotoninggu (shortening)
ポーク = po-ku (pork)
牛肉 = gyu niku (daging sapi)
鶏肉 = tori niku (daging ayam)
肉エキス = niku ekisu (ekstrak daging)
コンソメ = konsome (kaldu daging)
酒 = sake
みりん = mirin
ゼラチン = zerachin (gelatin)
動物油脂 = dobutsu yushi (lemak hewan)
加工油脂 = kako yushi (lemak termodifikasi)
ショートニング= shotoninggu (shortening)
Kita juga ga usah sungkan tanya pramuniaganya apakah snack/makanan kemasan yang kita beli mengandung alkohol, babi, atau olahan hewani lainnya.
JALAN-JALAN HALAL DAN NYAMAN KE JEPANG
Nah, sekarang ga perlu khawatir atu berfikir tigaribu kali lagi kan buat jalan-jalan ke Jepang. Jepang sekarang sudah Welcome dengan wisatawan Muslim. Jadi tenang aja, insha Allah aman dan nyaman, asalkan kita tetap cermat n berhati-hati. Atau, kalau kita mau lebih pasti n ga mau ribet, kami punya paket wisata halal ke Jepang yang nyaman buat siapa aja, termasuk muslim travelers. Seperti program open trip kita yang satu ini nih
Wisata Halal ke Jepang -- Program Open Trip Jepang |
Atau, bisa juga kamu request perjalanan yang sesuai dengan budget atau keinginan/kebutuhan kamu sendiri. Silakan hubungi kami
So, Happy Traveling ke Jepang ya!
(Diolah dari pengalaman pribadi dan berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.